Suku Tengger, yang mendiami daerah sekitar Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, dan Malang, memiliki kekayaan kuliner yang tak hanya lezat, tapi juga unik.
Berikut beberapa makanan khas Suku Tengger yang patut Anda coba ketika berkunjung ke kawasan Bromo.
1. Nasi Aron
Nasi aron adalah salah satu makanan pokok tradisional yang terbuat dari jagung putih.
Proses pembuatannya cukup panjang, di mana jagung putih dikupas, ditumbuk, diayak, dan direndam selama satu bulan.
Setelah itu, nasi aron disajikan bersama lauk pauk, sayur berkuah, dan sambal.
Rasa nasi ini khas, dengan tekstur yang lebih kenyal dibanding nasi biasa, sangat cocok untuk dinikmati di daerah pegunungan yang dingin.
2. Iga Pasir
Di tengah dinginnya udara Bromo, iga pasir menjadi pilihan makanan yang pas.
Makanan ini terbuat dari iga sapi yang dimasak dengan bumbu khas, menghasilkan rasa gurih dan empuk.
Sajian ini semakin nikmat ketika disantap hangat di tengah udara sejuk, membuat iga pasir menjadi salah satu hidangan favorit bagi para wisatawan.
3. Sawut Kabut
Sawut kabut adalah jajanan tradisional Suku Tengger yang memiliki rasa manis dan tekstur lembut.
Terbuat dari singkong parut yang dimasak dengan gula merah, sawut kabut sering disajikan sebagai kudapan di pagi hari atau sebagai makanan ringan saat berkumpul bersama keluarga.
4. Keripik Kentang
Camilan ringan yang tak boleh ketinggalan adalah keripik kentang khas Tengger.
Keripik ini sangat cocok dijadikan oleh-oleh karena renyah dan gurihnya mampu memikat selera.
Dibuat dari kentang lokal, keripik ini kerap menjadi buruan wisatawan yang berkunjung ke Bromo.
5. Wedang Pokak
Tak hanya makanan, Suku Tengger juga memiliki minuman herbal yang dikenal sebagai wedang pokak.
Terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, cengkeh, serai, pandan, jeruk purut, dan bunga lawang, wedang pokak dipercaya mampu menghangatkan tubuh sekaligus mengatasi berbagai penyakit.
Minuman ini sangat cocok untuk dinikmati di pagi atau malam hari saat udara Bromo mencapai suhu yang dingin.
6. Gerit
Gerit merupakan varian dari nasi aron yang telah diratakan dan dikeringkan.
Gerit biasanya dijual dalam bentuk kering dan dapat disimpan untuk waktu yang lama.
Rasanya unik dan bisa dimakan langsung atau diolah lagi dengan berbagai lauk.
Hidangan ini mencerminkan cara hidup sederhana namun efisien dari masyarakat Tengger.
7. Ampok (Empok)
Ampok atau empok adalah nasi aron yang telah dikeringkan, kemudian dibasahi dengan air panas dan dikukus kembali.
Proses ini menghasilkan tekstur yang lebih empuk dibanding nasi aron biasa, membuat ampok menjadi pilihan alternatif makanan pokok bagi Suku Tengger, terutama pada masa-masa sulit.
Makanan khas Suku Tengger bukan hanya menggambarkan kekayaan kuliner, tetapi juga kebudayaan dan kearifan lokal yang mereka lestarikan.
Setiap hidangan memiliki cerita dan filosofi tersendiri yang tak lepas dari tradisi turun temurun.
Jadi, ketika Anda berkunjung ke Gunung Bromo, jangan lupa untuk mencicipi kelezatan kuliner khas ini sebagai bagian dari pengalaman wisata Anda.***